Hidup mirip dengan sekolah. Ketika badai datang, itu tandanya sedang ulangan umum. Begitu selesai, kita naik kelas.
Terlihat beda jauh wajah, penampilan, bahkan rumah-rumah manusia di mana belas kasih kerap dilaksanakan. Ada kesejukan, ada keteduhan, ada kedamaian. Jangankan menyakiti hati manusia, menginjak rumput pun dipikirkan berulang-ulang.
Pendidikan terbaik hanya membuka sebagian pintu kebahagiaan. Sikap hidup terbaik, ia membuka semua pintu kebahagiaan.
Kita hidup dari apa-apa yang diperoleh. Dan Menghidupi dari apa-apa yang di beri.
”Kerja adalah bentuk doa yang paling nyata. Melalui kerja tangan-tangan Tuhan menjadi terlihat oleh mata manusia. Lentera kerja bertutur nyata ke kita, kalau mau”
Alam mengajari hidup tanpa Kriteria (baik-buruk, benar-salah). Ini yang membuatnya berumur lebih abadi.
Hidup adalah sebuah Karya seni. Kita melukisnya melalui tindakan, pikiran dan kata-kata.
Tidak mungkin mendalami kehidupan tanpa mendalami kematian. Ia mirip mau mengerti siang tanpa mau mengerti malam. Mau tahu rasa manisnya sukses tanpa tahu bagaimana pahitnya gagal.
Sehat adalah waktu untuk bersyukur pada kehidupan, sakit adalah momentum untuk memurnikan jiwa.
(Sumber : gedeprama.blogdetik.com)
Selasa, 19 Mei 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar