Kamis, 06 Agustus 2009
Selasa, 04 Agustus 2009
The Inauguration
Malang, 17 July 2009 – After passing a rigorous selection process, 150 students finally won scholarships to study at SMAN 10 Malang (Sampoerna Academy), a boarding school of international standards for free high school education. The Inauguration held this morning was attended by Mayor of Malang, Drs. Peni Suparto, M.AP; Chief of the East Java Education Office, Drs. Suwanto, M.Si; Chief of Malang Municipality Education Office, Drs. H. Shofwan SH, M.Si; representative from the Bureau of Research and Development Ministry of National Education, Prof.Dr.Ir. Nadjadji Anwar,Msc; Communications Director of PT. HM.Sampoerna Tbk., Niken Rachmad; SF Education Ambassador, Imelda Fransisca; Principal of SMAN 10 Malang, Dra Hj Niken Santjojo; SF directors and management team, teachers and parents.
The scholarship winners were chosen from over 2600 applicants after a series of tests comprising academic potential test, psychological test, interview and focus group discussion. All of these scholars are outstanding students who have financial difficulties to continue schooling. They come from across the East Java province. Each scholar will get a scholarship valuing at USD 15,000 for a 3-year study period. The scholarship covers tuition, living and meals at the academy, books, insurance and uniform. Data from the Ministry of Education in 2007 shows that 85.5% public high schools in the East Java province and the city of Malang has met the standard of national education. The challenge now lies in the ability to create globally competitive graduates who are highly competent, global minded, and who possess strong moral values. The Sampoerna Academy was established to achieve that. A sound blend of international curriculum from Cambridge University (IGCSE) and national curriculum (KTSP), supported by boarding education – these make a holistic education that marks Sampoerna Academy’s leading advantage.SMAN 10 Malang (Sampoerna Academy) is a joint program between Sampoerna Foundation and the governments of East Java province and Malang. This school, led by Dra Hj Niken Asih Santjojo, has been our United Schools Program (SF-USP) program partner since 2006 and has just won the 2009 National Adiwiyata Pratama award.“The City of Malang is very proud to host the Sampoerna Academy program. This program will further help to support our city as a study destination to those wanting a learning environment that is of a good quality, safe and comfortable,” Mayor of Malang City, Drs. Peni Suparto said.“Sampoerna Academy does not only equip students with quality education, but also leadership and life skills, community service awareness and financial literacy training. We are hoping that the vision and mission of this program will create future leaders with national pride and good moral values” said SF COO, Elan Merdy.All of these scholars had undergone the school’s orientation program from July 13 to July 16, 2009, and will commence their first day of school on Tuesday, July 21st, 2009. SMAN 10 Malang (Sampoerna Academy) received full financial support from private companies with a heart for education. PT. HM. Sampoerna Tbk donated grants for infrastructure development including the boarding facility; PT. Merpati Mahkota Sarana, producer of Standard ballpoint and marker pens is assisting SMA Academy Malang and Palembang Olympic furniture will provide study desks and book shelves for these 150 students.This 2009/2010 academic year will also witness the launch of Sampoerna Academy in SMA Negeri Internasional Sumatera Selatan in Palembang, South Sumatera. For further information, please visit www.sampoernafoundation.org.
Siapakah Anda...??!
Senin, 08 Juni 2009
Jumat, 05 Juni 2009
PENGUMUMAN PEMENANG SEMENTARA BEASISWA SAMPOERNA ACADEMY SMAN 10 MALANG
No--Nomor Peserta --Nama Peserta --Jenis Kelamin-- Asal Sekolah --Kota/Kabupaten
Kamis, 04 Juni 2009
Konformitas dalam Pendidikan
Menurut Prayitno(2008), ada tiga tipe konformitas, yaitu konformitas membabi buta, konformitas identifikasi, dan konformitas internalisasi. Secara garis besar ketiga konformitas adalah sebagai berikut:
Konformitas Membabi buta
Pendidik memposisikan diri sebagai penguasa yang memberikan sanksi, mengancam dan menghukum peserta apabila melanggar aturan atau tidak mengikuti kehendak guru.
Memberikan imbalan / hadiah semata-mata untuk membina kepatuhan peserta didik
Situasi pendidikan yang tercipta adalah situasi otoriter yang membentuk manusia dengan pribadi pasrah, patuh, penurut, dan takluk kepada penguasa (pendidik). Mengasingkan orang-orang yang kreatif, berpendirian dan mandiri.
Konformitas Identifikasi
Pendidik yang kharismatik memungkinkan tercipta suasana pendidikan yang diterima oleh peserta didik. Mereka senang, merasa diterima dan diayomi dan hubungan keduanya dapat makin dekat.
Pendidik kharismatik menanamkan kebenaran, ilmu dan pengetahuan, dan lain sebagainya kepada peserta didik
Situasi pendidikan yang tercipta membius peserta didik ke arah genggaman erat pendidik yang bisa menghambat kedirian dan kemandirian peserta didik.
Konformitas Internalisasi
Pendidik bersifat humanis-demokratik menekankan konformitas internalisasi bagi peserta didiknya.
Pendidikan mendorong berkembangnya kemampuan yang ada pada diri peserta didik. Situasi pendidikan mendorong dan menyerahkan kesempatan pengembangan kedirian peserta didik kepada peserta didik sendiri. Pengembangan kebebasan disertai dengan pertimbangan rasional, perasaan, nilai dan sikap, ketrampilan dan pengalaman diri peserta didik.
Kasus :
Kasus ini mengarah kepada konformitas membabi buta. Siswa oleh guru dituntut untuk disiplin ketika masuk kelas saat mata pelajarannya, dengan cara menetapkan secara paksa aturan tersebut. Guru memposisikan sebagai penguasa yang harus dipatuhi, Dia dapat memperlakukan peserta didiknya sesuai keinginanya.
Situasi pendidikan pun akhirnya tidak terlaksana karena sang guru menghukum peserta didiknya dengan tidak masuk kelas itu lagi selama berbulan-bulan. Hal ini jelas sangat merugikan siswa, sehingga tidak ada hubungan lagi antara pendidik, peserta didik, tujuan pendidikan dalam proses pembelajaran.
Konformitas membabi buta lainnya yang mungkin terjadi, antara lain:
Peraturan tata tertib sekolah disertai sanksinya, mulai sanksi ringan, skorsing, hingga dikeluarkan dari sekolah.
Peserta didik dituntut untuk rajin belajar, mengerjakan tugas-tugas, mengikuti tata tertib kelas, tidak menyontek, dan sebagainya yang apabila melanggarnya/tidak mengindahkannya siswa tersebut dianggap tidak patuh kepada aturan atau pendidik.
Untuk meningkatkan kepatuhan peserta didik, sekolah memberikan imbalan/hadiah misalnya kepada kelas yang yang paling bersih melalui perlombaan, melakukan razia tas, rambut dan lainnya disertai sanksi.
Peserta didik kelas IX dipaksa untuk mengikuti program persiapan UN demi untuk mengejar prestasi dan prestise sekolah, sekali pun mengorbankan kepentingan peserta didik.
Sekolah memperketat kenaikan kelas VII dan VIII semata-mata untuk mengurangi jumlah siswa yang tidak lulus UN. Dan yang kemungkinan terancam tidak naik kelas ditawari untuk pindah sekolah.
Keharusan Guru sebagai Pendidik
Berkaitan dengan kasus di atas, yang seyogyanya dilakukan guru sebagai pendidik:
Konformitas yang harus ditegakkan adalah konformitas internalisasi. Seharusnya pendidik tidak menetapkan disiplin kaku seperti ini. Jika guru memiliki keteladanan dalam kedisiplinan, itu sudah cukup memberikan pengaruh positif kepada peserta didik untuk disiplin. Kalau ada siswa yang terlambat, pendidik dapat memberikan Tindakan Tegas yang Mendidik
Tugas guru mestinya menciptakan situasi pendidikan yang didasarkan pada hubungan ketiga komponen pendidik, peserta didik, tujuan pendidikan dalam proses pembelajaran yang penuh dengan muatan HMM.
Perlakuan pendidik yang seharusnya humanis-demokratis, yaitu memperlakukan peserta didik sesuai konsep HAM dan HMM. Oleh karena itu pendidik harus menciptakan situasi pendidikan yang dapat mendorong dan menyerahkan kesempatan pengembangan kedirian peserta didik kepada peserta didik sendiri. Kalau ini yang dipraktikan, maka konformitas internalisasi dapat diwujudkan.
Rabu, 03 Juni 2009
SMA NEGERI 10 MALANG MERAIH PENGHARGAAN ADIWIYATA 2009
MALANG–Kota Malang kembali mengukir prestasi dibidang pendidikan. Sebanyak enam sekolah di Kota Malang mulai tingkat SD sampai SMA meraih penghargaan Adiwiyata tingkat nasional. Rencananya, Jumat besok, penghargaan sekolah yang memiliki komitmen dan partisipasi dalam pelestarian lingkungan hidup itu akan diserahkan di Istana Negara, Jakarta berbarengan dengan pengumuman pemenang Piala Adipura. Enam sekolah yang meraih penghargaan Adiwiyata antara lain, penerima adiwiyata tahun ke-2 yang sudah kali ketiga berturut-turut menerima penghargaan, SDN Tunjung Sekar I Malang, SMPN 5 Malang dan SMAN 5 Malang. Dua sekolah meraih penghargaan kali kedua atau tahun pertama, SDN Dinoyo II Malang dan SMAN 10 Malang dan satu sekolah calon Adiwiyata, SMKN 6 Malang.“Alhamdulillah, keenam sekolah dari Kota Malang yang dikirim ke nasional mendapatkan penghargaan Adiwiyata. Prestasi itu semakin menambah daftar prestasi yang diraih Kota Malang pada tahun 2009 ini,” kata Kabag Humas Pemkot Malang, Drs. Subkhan kepada Malang Post, kemarin. Satu langkah lagi, tiga sekolah yang telah mempertahankan tiga kali berturut-turut penghargaan Adiwiyata di sekolahnya akan menerima penghargaan Adiwiyata mandiri pada tahun keempat. Berbeda dengan Adiwiyata biasa, Adiwiyata mandiri langsung diserahkan Presiden kepada sekolah penerima di Istana Negara. Meski belum mencapai Adiwiyata Mandiri, perwakilan sekolah yang menerima dan wali kota tetap mendapat undangan untuk menghadiri penyerahan penghargaan itu di Istana Negara. Penyerahan penghargaan Adiwiyata yang akan diterima enam sekolah di Kota Malang akan diserahkan Menteri Lingkungan Hidup pada puncak acara hari Lingkungan Hidup di Red Top Jakarta pada 5 Juni besok.“Di Jawa Timur baru ada empat sekolah yang sudah mencapai Adiwiyata Mandiri. Kota Malang akan menyusul tahun depan untuk mempertahankan prestasi yang telah diraih tiga sekolah yang sudah masuk tahun kedua atau kali ketiga penghargaan Adiwiyata,” ungkapnya. Tidak kalah pentingnya, penyerahan Adiwiyata Mandiri juga akan dibarengkan dengan pengumuman pemenang Piala Adipura di Istana Negara pada tanggal yang sama. Bedanya, Kementerian KLH tidak memberitahu terlebih dahulu siapa pemenang Adipura. Pengumuman pemenang disampaikan langsung di Istana Negara, sekaligus penyerahan piala penghargaan tertinggi di bidang kebersihan lingkungan itu. “Kami sudah menerima undangan untuk hadir di Istana Negara pada Jumat besok. Kalau penghargaan Adiwiyata sudah jelas, khusus Adipura diumumkan langsung bersamaan dengan penyerahan Adiwiyata Mandiri. Kami mohon doa masyarakat, agar Kota Malang dapat kembali memboyong Piala Adipura,” tandas Tim Adipura Kota Malang, Sutiarsih. (Sumber : Malang Post) |
Senin, 01 Juni 2009
Beasiswa Ke PTN Buat 4000 Siswa Tidak Mampu
Tenaga Perpustakaan Masih Belum Memadai
Kamis, 28 Mei 2009
Gita Gutawa Sebagai Duta Pendidikan Sampoerna Foundation
Gita Gutawa sebagai Duta Pendidikan akan terlibat langsung dalam program-program pendidikan Sampoerna Foundation. Sebagai komitmen awal Gita Gutawa melalui Sony Music memberikan donasi sebesar 50 juta rupiah kepada SF untuk beasiswa. Selain itu, album kedua Gita, Harmoni Cinta didedikasikan untuk mendukung salah satu program penggalangan dana pendidikan Sampoerna Foundation, “Save A Teen”. Program ini bertujuan untuk memberikan akses pendidikan bagi siswa siswi yang berprestasi namun memiliki keterbatasan ekonomi. Hasil penjualan CD dan Kaset dan Ring Back Tone dari lagu-lagu di album Harmoni Cinta ini akan didonasikan untuk program Save A Teen.
“Sebagai pelajar, Gita yakin bahwa pendidikan itu adalah penting bagi kemajuan bangsa. Semoga lagu di album kedua ini seperti Meraih Mimpi, Melangkah Lagi dan Ayo, Come On dapat menginsipirasi teman-teman Gita yang kurang beruntung untuk selalu semangat sekolah dan mengajak semua remaja di Indonesia untuk membantu teman-teman yang kekurangan biaya sekolah!” jelas Gita. Menurut data Biro Pusat Statistik tahun 2006 ada lebih 13 juta anak usia sekolah (7-18) tidak sekolah . Dan hanya 3.39% dari seluruh penduduk di Indonesia yang dapat menyelesaikan pendidikan tinggi (Sumber UNDP Human Development Report 2007-2008; UNESCO World Education Indicators 2006; BPS 2006) “Sony Music bangga mempersembahkan album yang mendukung pendidikan di Indonesia. Saya berharap seluruh pecinta musik dan masyarakat Indonesia menghargai karya album ini dengan tidak membeli barang bajakannya, agar cita-cita dari Gita Gutawa untuk membantu remaja di Indonesia yang putus sekolah terwujud” - Toto Widjojo – Managing Director Sony Music. “Semoga sinergi antara Gita Gutawa, Sony Music dan Sampoerna Foundation dapat memberikan kesempatan yang lebih luas bagi anak-anak Indonesia mendapatkan haknya untuk mengenyam pendidikan yang berkualitas. Marilah kita terus bekerja sama dan berkomitmen bagi kemajuan kualitas pendidikan di Indonesia.” ujar Vira Soekardiman, Sales Director Sampoerna Foundation.
Rabu, 27 Mei 2009
UI, UGM, ITB Masuk 400 Universitas Besar Dunia
Kampung English di Desa Temulus
Senin, 25 Mei 2009
Sekolah Hari Ini...
Pendidikan Sekarang Dan Masa Depan
Jumat, 22 Mei 2009
Malang Tempo Doeloe
Menteri Pariwisata, Jero Wacik, yang dijadwalkan membuka MTD IV, ternyata batal hadir. Sebagai gantinya, Wali Kota Malang, Drs Peni Suparto MAP, bersama ribuan undangan membuka acara ini dengan menabuh tambur.
”Kami membagikan 1.200 tambur dari kertas ini kepada undangan. Kami menggunakan alat musik mainan anak-anak tempo dulu ini untuk menandai kebangkitan budaya Malang,” kata Dwi Cahyono, konsultan event Malang Tempo Doeloe ini kepada Surya, Kamis (21/5).
Pembukaan makin menarik dengan penampilan parade tarian anak-anak Denok Deblong dari sanggar-sangar tari se Malang Raya. Setelah itu disusul dengan fragmen yang menggambarkan perjuangan arek-arek Kota Malang mulai tahun 1938 sampai 1958, terutama peristiwa Malang Bumi Hangus. Fragmen yang dibawakan teater-teater dari berbagai perguruan tinggi di Kota Malang ini juga menampilkan pertempuran di Jl Salak (kini Jl Pahlawan Trip-Red).
Meski MTD IV baru dibuka malam hari, sejak siang event ini telah diserbu warga. Stan-stan aneka makanan, busana, maupun produk-produk kerajinan tempo dulu telah buka sejak pagi. Sejumlah pengunjung tampak menikmati makanan dan jajanan dengan nongkrong di stan-stan yang menggunakan ejaan lama ini. Tidak sedikit yang memborong untuk dibawa pulang.
Sayangnya, pembukaan MTD IV kemarin diwarnai hujan. Hujan yang tiba-tiba deras sekitar pukul 12.00 WIB sempat membuat pemilik stan kalang kabut. Bahkan beberapa stan di Jl Ijen sempat bajir hingga harus mengamankan dagangannya.
Hujan kembali mengguyur ketika acara akan dibuka sekitar pukul 20.30 WIB. Namun guyuran yang berupa gerimis rintik-rintik ini membuat pengujung bergeming. Pengunjung memadati hampir seluruh area MTD IV, termasuk area panggung di depan Perpustakaan Umum Kota Malang. Penonton bersorak-sorai melihat aksi fragment ini. Bisa jadi, inilah gairah wisata yang diharapkan.
Rabu, 20 Mei 2009
PUISI - PUISI
kereta rinduku datang menderu
gemuruhnya meningkahi gelisah dalam kalbu
membuatku semakin merasa terburu-buru
tak lama lagi bertemu, tak lama lagi bertemu
sudah kubersih-bersihkan diriku
sudah kupatut-patutkan penampilanku
tetap saja dada digalau rindu
sabarlah rindu, tak lama lagi bertemu
tapi sekejap terlena
stasiun persinggahan pun berlalu
meninggalkanku sendiri lagi
termangu
GELISAHKU
gelisahku adalah gelisah purba
adam yang harus pergi mengembara tanpa diberitahu
kapan akan kembali
bukan sorga benar yang kusesali karena harus kutinggalkan
namun ngungunku mengapa kau tinggalkan
aku sendiri
sesalku karena aku mengabaikan kasihmu yang agung
dan dalam kembaraku di mana kuperoleh lagi kasih
sepersejuta saja kasihmu
jauh darimu semakin mendekatkanku kepadamu
cukup sekali, kekasih
tak lagi,
tak lagi sejenak pun
aku berpaling
biarlah gelisahku jadi dzikirku
Kau tak akan mengerti bagaimana kesepianku
menghadapi kemerdekaan tanpa cinta
kau tak akan mengerti segala lukaku
kerna luka telah sembunyikan pisaunya.
Membayangkan wajahmu adalah siksa.
Kesepian adalah ketakutan dalam kelumpuhan.
Engkau telah menjadi racun bagi darahku.
Apabila aku dalam kangen dan sepi
itulah berarti
aku tungku tanpa api.
KENANGAN DAN KESEPIAN
Rumah tua
dan pagar batu.
Langit di desa
sawah dan bambu.
Berkenalan dengan sepi
pada kejemuan disandarkan dirinya.
Jalanan berdebu tak berhati
lewat nasib menatapnya.
Cinta yang datang
burung tak tergenggam.
Batang baja waktu lengang
dari belakang menikam.
Rumah tua
dan pagar batu.
Kenangan lama
dan sepi yang syahdu
Selasa, 19 Mei 2009
RENUNGAN ( GEDE PRAMA )
Terlihat beda jauh wajah, penampilan, bahkan rumah-rumah manusia di mana belas kasih kerap dilaksanakan. Ada kesejukan, ada keteduhan, ada kedamaian. Jangankan menyakiti hati manusia, menginjak rumput pun dipikirkan berulang-ulang.
Pendidikan terbaik hanya membuka sebagian pintu kebahagiaan. Sikap hidup terbaik, ia membuka semua pintu kebahagiaan.
Kita hidup dari apa-apa yang diperoleh. Dan Menghidupi dari apa-apa yang di beri.
”Kerja adalah bentuk doa yang paling nyata. Melalui kerja tangan-tangan Tuhan menjadi terlihat oleh mata manusia. Lentera kerja bertutur nyata ke kita, kalau mau”
Alam mengajari hidup tanpa Kriteria (baik-buruk, benar-salah). Ini yang membuatnya berumur lebih abadi.
Hidup adalah sebuah Karya seni. Kita melukisnya melalui tindakan, pikiran dan kata-kata.
Tidak mungkin mendalami kehidupan tanpa mendalami kematian. Ia mirip mau mengerti siang tanpa mau mengerti malam. Mau tahu rasa manisnya sukses tanpa tahu bagaimana pahitnya gagal.
Sehat adalah waktu untuk bersyukur pada kehidupan, sakit adalah momentum untuk memurnikan jiwa.
(Sumber : gedeprama.blogdetik.com)
PENDIDIKAN DENGAN KETELADANAN
Metode pendidikan yang berpengaruh terhadap anak bermacam-macam, akan tetapi yang paling berpengaruh paling besar dan terbukti paling berhasil adalah pendidikan dengan keteladanan
Menurut Prof.Dr. Ahmad Mubarok, MA. mengatakan dalam penelitiannya Bahwa:
83 % anak dipengaruhi oleh apa yang dilihat
11 % anak dipengaruhi oleh apa yang didengar
6 % anak dipengaruhi oleh stimulus
dari pernyataan diatas bahwa pendidikan yang paling berpengaruh pada diri anak adalah dari yang dilihatnya, dalam hal ini adalah contoh /teladan.
Para pendidik, yaitu Guru-guru ditempat anak anak sekolah, dan Orang tua ketika anak-anak sedang berada dirumah adalah figur terbaik dalam pandangan anakyang perkataan dan perbuatan, tingkah laku dan sopan santun, disadari atau tidakakan ditiru oleh anak. bahkan perkataan dan perbuatan dan semua sikap akan yang terlihat oleh anak akan senantiasa tertanam dalam kepribadiannya.
Bagaimana dengan kita ? dengan anak-anak kita ? semoga kita menjadi tauladan yang baik dan ahsan bagi anak-anak kita...
Jumat, 15 Mei 2009
RANGKAIAN SELEKSI TAHAP II SA SMAN 10 MALANG
BRIEFING
Kamis, 07 Mei 2009
TRANSPORTASI PESERTA SELEKSI TAHAP II
Rabu, 06 Mei 2009
Senin, 04 Mei 2009
Pengumuman Pemenang Seleksi Tahap I Beasiswa Program Sampoerna Academy SMAN 10 Malang
Pemenang seleksi tahap I akan mengikuti seleksi tahap II yang akan diselenggarakan pada tanggal 12 – 15 Mei 2009 di SMA Negeri 10 Malang.
***
SMA Negeri 10 MalangAngkatan 2009/2010
30 III-24-018 Andraina Ary Fericandra P SMP Negeri 1 Padangan Kab Bojonegoro
65 V-38-010 Candra Nurmalia Dewi P SMP Negeri 1 Bangkalan Kab Bangkalan
100 II-10-024 Dwicky Fandi Setyabudi L SMP Negeri 2 Wonoayu Kab Sidoarjo
135 I-01-122 Hadinda Fitri Permatasari P SMP Negeri 3 Malang Kota Malang
170 III-24-020 Lu'lu' Dien Islami q P SMPNegeri 1 Baureno Kab Bojonegoro
205 IV-32-003 Naadaa Ghulaam Zakiyyan L SMP Negeri 1 Bondowoso Kab Bondowoso
240 I-04-015 Prawatiya Kusuma Pamungkas L SMP Negeri 1 Pasuruan Kota Pasuruan
275 III-18-040 Samudra Khaira L SMP Negeri 1 Mejayan Kab Madiun
310 IV-32-005 Wieka Galih Wisudaningtyas P SMP Negeri 1 Bondowoso Kab Bondowoso